Baru-baru ini, beberapa tim MotoGP terindikasi melanggar regulasi tekanan ban untuk mendapatkan performa dan sejauh ini mereka 'lolos' begitu saja.
Ban depan Michelin, tipe slick sangat sensitif tersebut perlu beroperasi pada suhu dan tekanan yang tepat untuk mendapatkan performa terbaiknya.
Sehingga, mengurangi tekanan sedikit saja dapat meningkatkan grip.
Aturan tentang batas minimum tekanan ban Michelin adalah 1,9 bar (27,6psi) untuk slick depan dan 1,7 bar (24,6psi) untuk belakang.
Pasca balapan GP Spanyol, Francesco Bagnaia diketahui memiliki tekanan ban depan yang sedikit lebih rendah dari regulasi yang ditetapkan (ilegal).
Selain Pecco, pembalap lain juga didapati menggunakan ban dengan tekanan lebih rendah dalam balapan.
Mereka adalah Jorge Martin, Alex Rins dan Andrea Dovizioso.
Data dari race Jerez menunjukkan bahwa ban depan Bagnaia berada di bawah tekanan 'legal' untuk setiap lapnya (seluruh lap dalam balapan).
Sementara tekanan ban depan Martin lebih rendah dalam 24 lap secara keseluruhan.
Dua pembalap lainnya memiliki tekanan ban yang rendah, Rins berada di bawah minimum selama 14 lap, begitu juga dengan bagian belakang Andrea Dovizioso
Regulasi minimum tekanan ban, sejatinya sudah dilonggarkan.
Seorang pembalap harus berada di bawah batas minimum paruh balapan (mulai lap ke-12 dari total 25 lap di Jerez) untuk dianggap melanggar peraturan, jadi tidak ada keraguan bahwa Bagnaia (25 lap 25) dan Martin (24 dari 25) melanggar aturan.
Dalam aturan, semua velg MotoGP harus dilengkapi sensor tekanan ban (TAPS) untuk memantau tekanan dan suhu, data tersebut dapat dipantau oleh setiap pabrikan dan diperiksa oleh Michelin pasca balapan usai.
Lantas bagaimana empat pembalap bisa lolos dari regulasi tekanan ban dalam balapan GP Spanyol?
Dikatakan bahwa ada 'gentleman agreement' sehingga mereka bisa lolos dari hukuman ini.
Tentunya ini sangat tidak adil bagi tim yang mengikuti aturan.
Dirangkum dari artikel Mat Oxley : "Some teams are cheating the tyre rules"
0 Comments
Posting Komentar