USD VS Teleskopik Mana yang Lebih Baik?

USD VS Teleskopik Mana yang Lebih Baik?

USD VS TELESKOPIK Mana yang Lebih Baik?

Perdebatan mana yang lebih baik antara suspensi USD dengan suspensi teleskopik sepertinya tidak akan ada habisnya.

Banyak yang bilang USD banyak dipakai karena "lebih baik atau keren" jika dibandingkan dengan teleskopik.


Tapi apakah USD memang lebih baik daripada teleskopik? Dan apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sistem suspensi tersebut? Mari kita riset.

Sebelum lanjut ada baiknya simak dulu berikut ini untuk lebih memudahkan pemahaman kedepannya. Suspensi itu dibagi ke beberapa bagian, pertama ada bagian stanchion/male (pria) bagian yang warnanya chrome, dan ada bagian female/slider (wanita) yang dimasukin sama bagian male yang kebanyakan warnanya hitam.

Untuk bagian handling suspensi ditopang oleh segitiga atas dan segitiga bawah. Suspensi ini memegang peran penting dalam meredam benturan.

Posisi yang menerima tekanan paling besar saat mengerem dan berbelok itu ada di ban dan segitiga bawah, jadi di posisi itulah suspensi harus diperkuat untuk menciptakan handling yang lebih baik.

Teleskopik


Suspensi yang paling banyak digunakan di pasaran indonesia. Posisi malenya berada di atas dan femalenya berada di bawah. Jadi posisi segitiga mencengkram si malenya.

Kelebihan suspensi teleskopik ini lebih mudah untuk dirawat, dan komponen yang menyusun di dalam tabung femalenya tidak serumit USD.

Jadi kalau untuk dibongkar, teleskopik jauh lebih mudah, dan dari sisi produksi teleskopik lebih murah dibandingkan dengan USD.


Up Side Down (USD)


Suspensi idaman para bikers, di mana posisi female yang di atas dan male di bawah. Jadi segitiga bawah mencengkram ke bagian female dimana bagian ini lebih kuat daripada bagian stanchionnya.

Hal tersebut yang menyebabkan USD secara performa lebih baik jika dibandingkan dengan teleskopik. Karena kemungkinan flex dari suspensi lebih kecil dibandingkan dengan teleskopik.

Namun komponen yang menyusun di dalamnya lebih rumit daripada teleskopik. Apalagi yang sudah full adjustable, dan kalau sealnya bocor bisa langsung lumer ke bagian pengereman yang dapat sangat berbahaya.

On paper secara performa dan handling memang USD lebih baik. Namun apakah kita bisa ngerasain perbedaan yang signifikan? Tidak terlalu. Kecuali memang kalian suka main di sirkuit, itu akan baru terasa bedanya.

Tetapi untuk kebutuhan harian perbedaannya tidak akan terlalu terasa. Lantas kenapa sekarang di Indonesia pabrikan mulai menggunakan USD? Karena hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia yang mengatakan bahwa 'USD itu keren', itulah alasan lain selain dari sisi performa, untuk memenuhi trend.

Jenis Suspensi Lain


Telelever / Saxon Motodd


Suspensi telelever atau saxon motodd
(img src: motorbikestoday.com)

Ditemukan oleh orang inggris bernama Norman Hossack pada tahun 1982. Kalau dilihat ini seperti suspensi teleskopik biasa, bedanya di dalam femalenya tidak ada pegasnya, hanya oli. Pegasnya di luar berada di tengah seperti posisi monoshock.

Kelebihan suspensi ini handling lebih baik, lebih durable dan minim perawatan. Namun bobotnya terlalu berat dan biaya produksi yang mahal. Itu kenapa motor BMW mahal mahal kan? Dan karena beratnya suspensi ini tidak cocok buat balapan.

Hossack - Double Wishbone


Suspensi hossack double wishbone
(img src: tmcblog.com)

Sama seperti telelever, penemu dari suspensi ini juga Norman Hossack. Suspensi jenis ini tidak memiliki stanchion dan female, namun digantikan dengan arm di mana pegasnya berada di tengah disambungkan dengan 2 wishbone atau lengan ayun.


Suspensi ini membuat wheelbase motor lebih pendek, jadi memberikan handling lebih baik. Suspensi jenis ini dipakai di motor Honda Goldwing dan BMW K1600, dan ada wacana juga mau diterapkan di motor balap. Tetapi dengan bahan carbon, untuk mengurangi bobot.

0 Comments

Posting Komentar