Fakta Di Balik Mesin Inline4 dan V4 Pada MotoGP

Fakta Di Balik Mesin Inline4 dan V4 Pada MotoGP

fakta di balik mesin inline4 dan v4 pada motogp

Berbicara tentang MotoGP memang tak ada habisnya. Bukan hanya skill pembalapnya saja, kompetisi di ajang MotoGP juga tentu bergantung pada jantung pacunya.


Setidaknya ada tiga jenis mesin yang diadopsi tim pembalap, seperti Inline4, V4, dan L4 "90⁰V". Dari masing-masing jenis mesin tersebut, juga dipakai oleh satu atau dua tim berbeda.

Namun kali ini kita akan membahas mesin jenis Inline4 dan V4 yang saat ini kebanyakan dipakai oleh pabrikan tim MotoGP, dan kedua jenis mesin ini ternyata menyimpan fakta dan rahasia yang menarik loh. Berikut ini ulasannya,

Dari video tiga dimensi singkat berikut, mesin V4 digunakan oleh tim Ducati, Honda, Aprilia, dan KTM. Sementara untuk model mesin Inline4, menjadi andalannya merek Yamaha dan Suzuki saja.


Mesin Inline4


Untuk motor dengan mesin Inline4, punya ukuran lebih lebar dan lebih pendek, di mana posisinya dibatasi oleh kaki pengendara. Jenis ini juga memiliki posisi air-box dan knalpot yang sederhana.

Dari beberapa pabrikan yang menggunakan mesin Inline4, memiliki perbedaan dari sisi penerapan crankshaft, yaitu crossplane crankshaft dan flatplane crankshaft. Seperti contoh Yamaha dan Suzuki.

Tim Yamaha sendiri mereka menggunakan inovasi dengan membenamkan crossplane crankshaft. Sistem mekanis kerjanya, sangat berbeda jauh dengan flatplane. Untuk sistem crossplane crankshaft ini, setiap piston akan meledak saat sudut kemiringan sebesar 90 derajat.

Artinya, piston yang nomor satu atau yang paling ujung, akan meledak lebih dulu, baru 90 dejarat kemudian, diikuti oleh piston nomor tiga. Begitu pun seterusnya, dan piston ini bekerja secara saling silang.

Berbeda dengan tim Suzuki yang menggunakan sistem crankshaft flatplane, dimana piston yang paling ujung kiri dan kanan memiliki irama yang sama, ketika mereka di atas, maka piston yang berada di tengah berada di bawah, dengan kata lain sistem kerja piston akan meledak secara bergantian dengan sudut 180 derajat.

Keuntungan yang didapat dari jenis mesin Inline4 ini adalah mampu mengisi tenaga dari rpm bawah hingga rpm atas. Sehingga, di setiap saat, limpahan tenaga yang dihasilkan akan selalu stimultan dan terus diproduksi secara kontinu.

Mesin V4


Sementara untuk V4 memiliki ukuran yang lebih ramping, dan cukup panjang, di mana posisinya dibatasi oleh panjang sasis. Berbeda dengan Inline4, posisi air-box dan knalpot lebih rumit.

Penggunaan jenis mesin ini terbilang banyak diminati di tim MotoGP. Sebut saja Honda, KTM, dan Aprilia. Mereka mengusung mesin tersebut untuk bisa diandalkan dalam hal persaingan di atas lintasan balap.

Meski Honda, Aprilia dan KTM sama-sama menggunakan jenis mesin yang sama, bukan berarti mereka bisa tampil beringas bersamaan di atas lintasan. Karena kembali lagi ke setting modul ECU, serta kejelian mekanik dalam mengolah data serta sumber daya yang ada di motor tersebut.

Namun, satu yang pasti, dalam pengaplikasian mesin jenis ini, penggunaan ruang di bawah fairing tidak begitu luas, bisa dikatakan dengan mengaplikasikan mesin jenis ini, motor menjadi lebih kompak.


Keterangan selanjutnya dari video di atas menyebutkan, kalau posisi mesin baik Inline4 maupun V4 pada tunggangan mempengaruhi titik gravitasi, sebagai pusat dari berat total. Selain itu juga, jenis mesin menentukan performa dari sepeda motor sendiri.

Lebar mesin juga berimbas pada aerodinamika atau penggerakan udara. Kemudian posisi dan berat juga disebut berefek pada kelincahan dan kestabilan sepeda motor.

0 Comments

Posting Komentar